RI Juara Dunia Olimpiade Fisika
RI Juara Dunia Olimpiade Fisika : Raih Empat Medali Emas dan Satu Medali Perak
nar
Indonesia memastikan diri merebut empat medali emas dan satu perak dalam Olimpiade Fisika Internasional yang berlangsung di Singapura sejak tanggal 8 Juli lalu.
Meskipun jumlah raihan medali emas Indonesia masih di bawah China, yang meraih lima emas, namun peringkat juara dunia berada dalam genggaman tim Indonesia karena salah satu dari empat peraih emas Indonesia mencatat nilai tertinggi dalam ujian teori dan eksperimen.
Adalah Jonathan Pradana Mailoa (SMA Kristen 1 Penabur Jakarta) yang meraih nilai tertinggi tersebut. Dalam ujian teori dan eksperimen ia meraih nilai 29,7 dan 17,10, lebih tinggi daripada nilai saingan utamanya dari China, Yang Suo Long, yang mencatat 29,6 (untuk teori) dan 16,45 (eksperimen).
"Jonathan tak hanya melampaui nilai tertinggi yang diraih pelajar China, tetapi juga menang mutlak dalam teori dan eksperimen. Oleh karena itu, ia berhak mendapat gelar The Absolute Winner, sebuah pencapaian yang langka dalam event internasional seperti ini," ungkap Yohanes Surya, pembina Tim Olimpiade Fisika Indonesia, kepada Kompas dari Singapura, Sabtu (15/7).
Adapun tiga emas lainnya untuk Indonesia dipersembahkan oleh Pangus Ho (SMA Kristen 3 Penabur Jakarta), Irwan Ade Putra (SMA Negeri 1 Pekanbaru), dan Andy O Latief (SMA Negeri 1 Pamekasan, Jawa Timur). Satu medali perak diraih M Firmansyah Kasim (SMP Islam Athirah Makassar). Dengan demikian, lima pelajar yang dikirim ke ajang paling bergengsi ini tak satu pun pulang dengan tangan hampa.
China sendiri kali ini tetap mengulang dominasinya, karena lima pelajar yang dikirim semuanya menyabet medali emas. Taiwan, Korea, dan Amerika Serikat sama-sama meraih dua emas, sementara Hongaria satu emas.
Olimpiade kali ini diikuti 86 negara, dengan jumlah pelajar 384. Kegiatan tersebut dijadwalkan ditutup Minggu (16/6) siang ini. "Tim Indonesia kembali ke Tanah Air hari Senin besok melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng," ujar Widia Nusiyanto, manajer Tim Olimpiade Fisika Indonesia.
Yohanes Surya menyatakan bangga karena raihan medali emas kali ini melebihi dari target semula yang cuma dipatok tiga. Ia makin mantap dalam mewujudkan optimismenya untuk mematahkan China dalam olimpiade serupa tahun 2007, yang dijadwalkan berlangsung di China.
"Tentu ada kebanggaan berlipat ganda kalau kalau kita bisa menggulung naga di kandangnya sendiri," kata Yohanes.
Ia menambahkan, ada tiga soal teori yang diujikan dalam olimpiade kali ini, sangat bervariasi, dan lebih sulit dari tahun lalu. Soal pertama adalah riset terdepan dalam bidang interferometer neutron. Di sini peserta diminta menganalisa efek gravitasi pada interferometer ini.
Soal kedua tentang relativistik dan kamera. Soal yang harus dikerjakan sekelas dengan soal program S2 Fisika. "Banyak siswa yang gagal. Hanya dari 10 orang- termasuk tiga siswa kita-yang mampu menyelesaikan soal ini secara sempurna," papar Yohanes.
Soal ketiga, campuran dari lima soal. Di sini dibutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam menyelesaikan soal ini. Adapun soal eksperimen berkisar tentang optik dan kristal. Ini sangat unik dan penuh dengan trik yang diambil dari riset program doktor fisika. (NAR)
Sumber : Kompas (16 Juli 2006)
5:28 AM
|
|
This entry was posted on 5:28 AM
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
0 komentar:
Post a Comment