Menangi Adu Penalti atas Vietnam, Indonesia Juara AFF U-19
![]() |
Para pemain Timnas Indonesia U-19 merayakan kemenangan setelah berhasil menjadi juara piala AFF 2013 mengalahkan Vietnam melalui adu penalti di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (22/9/2013) |
Indonesia menjuarai Piala AFF U-19 setelah pada babak final memenangi adu penalti atas Vietnam di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (22/9/2013). Adu penalti dilakukan setelah skor imbang 0-0 tak berubah hingga akhir babak tambahan.
5:04 AM | Label: Berita, Indonesia, Piala AFF | 0 Comments
Enam Pelajar Indonesia Sabet Medali Emas IJSO
Keenam siswa yang mengikuti olimpiade, yakni Abidah Rahmah dari Boarding School Nurul Fikri Serang, Fuad Ikhwanda dari SMP 1 Padang Panjang, Erwin Wibowo dari SMP Susteran Purwokerto, Florensia Irena dan Jessica Handojo dari SMP Santa Ursula Jakarta serta Andika Tangguh Pradana dari SMP Al-Azhar Bintaro.
Seluruh peserta memboyong empat medali emas, empat perak, dan satu perunggu. Dua emas disumbangkan sekaligus oleh Andhika untuk kategori teori dan eksperimen tim. Sementara dua emas lainnya diraih Jessica Handojo dan dan Florensia. Tim Indonesia tercatat mengalahkan 259 peserta lain dari 51 negara. Pemerintah berjanji akan memberi hadiah dan beasiswa bagi para peserta dan menyiapkan tim yang lebih baik dalam Olimpiade Sains Junior di Azerbaijan.(IKA/Abdul Rosyid)
12:13 PM | Label: Berita, Indonesia, Pendidikan | 0 Comments
Presiden Hibur Petani dengan Bernyanyi
Cibodas, 1 Desember 2008 13:52
Banyak keluhan disampaikan para penyuluhab pertanian ketika mereka berdialog dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara jambore dan festival karya penyuluhan pertanian II di Cibodas, Jawa Barat, Minggu (30/11).
Meski telah ada Undang-Undang yang khusus mengatur sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan peternakan, para penyuluh masih kesulitan melaksanakan tugas mereka karena belum ada Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur rincian tugas serta honor mereka.
Salah seorang penyuluh pertanian, Nani Surtini, asal Cianjur, Jawa Barat, meminta Presiden Yudhoyono agar mempercepat terbitnya PP tersebut karena sampai saat ini belum ada dasar hukum pembentukan badan pelaksana penyuluhan di daerahnya.
Para penyuluh juga mempertanyakan, apakah ada kemungkinan mereka diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Menanggapi keluhan tersebut, Presiden segera bertanya kepada Menteri Pertanian Anton Apriyantono yang duduk di sampingnya tentang proses pembuatan PP penyuluhan.
Rancangan PP tersebut, ternyata sedang berada dalam proses koordinasi dengan menteri-menteri terkait seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani an Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Taufiq Effendi. "Kalau PP itu sudah sampai di meja saya pasti langsung saya tanda tangani. Tagih saya satu bulan lagi," ujar Presiden Yudhoyono.
Mengenai kemungkinan para penyuluh pertanian untuk menjadi PNS, Presiden Yudhoyono hanya mengatakan ia akan mencari kemungkinan tersebut. "Mudah-mudahan bisa. Doakan saja," ujarnya.
Para penyuluh petani saat ini ada yang berasal dari PNS kantor dinas pertanian, namun ada juga yang berstatus swadaya tanpa dibayar.
Mereka setiap saat harus menerima pengaduan dari para petani dan membantu petani menyelesaikan masalah produksi pertanian.
Di hadapan 4.500 penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia, Presiden Yudhoyono menyampaikan terima kasih atas peranan mereka meningkatkan produktivitas pertanian dan bahkan memuji peran aktif mereka membantu petani.
Untuk menghibur para penyuluh petani, Presiden lantas mengatakan bahwa ia telah menciptakan lagu berjudul Budi Temanku.
Kepala Negara, secara khusus memutarkan keping cakram lagu tersebut yang dinyanyikan oleh grup musik The Brothers.
Presiden Yudhoyono juga tidak sungkan memperdengarkan suaranya untuk menyanyikan lagu tersebut.
Lagu itu berkisah tentang seseorang yang mengimpikan pergi mencari kerja ke kota agar sejahtera, namun akhirnya justru menemukan kesejahteraan dan kedamaian sebagai petani di desa. "Tak perlu petani berbondong-bondong ke kota. Menjadi petani di desa juga bisa sejahtera," katanya.
Sayangnya, lagu ciptaan Presiden Yudhoyono itu tidak menjelaskan, bagaimana seorang petani bisa sejahtera dan damai hidup di desa. [EL, Ant]
Source Gatra
2:34 AM | Label: Berita, Indonesia | 0 Comments
Bocah 4 Tahun Hidup Tanpa Anus
Sumenep, 27 November 2008 09:58
Windi Apriliyah, bocah berusia empat tahun, warga Dusun Jasaan, Desa Aengbaja Kenek, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, sejak lahir hingga saat ini hidup dengan tanpa anus.
Ditemui di rumahnya, Rabu (26/11), putri kedua dari pasangan suami-istri Badri Asmoni, 44 tahun, dan Kudma, 40 tahun, harus menanggung penderitaannya itu tanpa batas waktu.
Badri mengatakan, putrinya yang lahir pada 24 April 2004 itu, kini sudah tidak lagi mendapatkan pelayanan medis gratis melalui program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) seperti yang pernah diterimanya sebelumnya.
Menurut lelaki yang bekerja sebagai buruh tani itu, keluarganya ternyata tidak masuk dalam data pemutakhiran Jamkesmas.
Padahal, katanya, sebelumnya sempat menikmati program layanan kesehatan gratis tersebut, yakni selama tahap pembuatan saluran kotoran pada bagian perut kanan. "Saluran kotoran itu dibuat saat Windi baru berumur 40 hari," ungkap Badri.
Badri menuturkan, Windi selalu ditolak dari kehidupan teman sebayanya karena sering mengalami bau yang tidak wajar. Windi sempat dioperasi di RSU dr Soetomo Surabaya melalui program Jamkesmas saat masih berumur 1 tahun.
Operasi tersebut dilakukan untuk pembuatan anus yaitu saluran untuk buang kotoran.
Ternyata, lanjut Badri, anus buatan pihak dokter RSU dr Soetomo tersebut belum berfungsi dan kontrol terakhir dilakukannya pada akhir 2007 lalu. Pada saat itu, Windi dikatakan dokter mengalami gagal ginjal sehingga butuh terapi tiga kali dalam sepekan.
Untuk melaksanakan terapi bagi Windi, Badri mengaku tidak lagi mempunyai kemampuan. "Selain tidak mendapatkan program Jamkesmas, biaya transportasi Sumenep-Surabaya sangat memberatkan," katanya.
Badri menambahkan, sejak anaknya tidak masuk dalam program Jamkesmas, keluarga sudah berusaha menanyakan pada pihak terkait, baik pada Badan Pusat Statistik Catatan Sipil, PT Askes, dan Dinas Kesehatan Sumenep, namun tetap tidak ada solusi. "Alasannya tidak masuk dalam pemutakhiran data Jamkesmas. Sehingga tidak lagi mendapatkan pelayanan kesehatan gratis," keluhnya.
Badri jelas mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah kabupaten, yang tidak lagi memasukkan Windi dalam data Jamkesmas. Padahal, keinginan Windi untuk hidup normal selalu diucapkan. Bahkan, selalu mengajak untuk ke rumah sakit agar anus buatannya cepat berfungsi kembali. [EL, Ant]
Source Gatra
2:28 AM | Label: Berita, Indonesia, Madura | 0 Comments
Tradisi Perayaan 40 Hari alias Malang Areh Bayi di Pamekasan
Dinaikkan Perahu Mini, Berharap Doa Undangan
Tradisi perayaan empat puluh hari atau malang areh bayi semakin sulit dijumpai. Selain sudah bergeser ke efesiensi, juga karena tergerus budaya modern. Namun, bagi warga Kecamatan Kadur tradisi malang areh tetap dilestarikan.
NADI MULYADI, Pamekasan
-----------
SEKILAS tidak ada yang istimewa saat koran ini berkunjung ke kediaman Adnan Kasogi, 55, di Desa Sokalelah, Kecamatan Kadur, kemarin sore. Selain tidak tampak pernak-pernik perayaan, hanya kerabat dekat terlihat kumpul di musalanya.
Tapi setelah Koran ini masuk ke ruang tamu bagian dalam, tampak remaja putra dan putri tampak sibuk menghias perahu mini. Ada juga dari mereka sedang merangkai bunga dengan seutas lidi dan tali.
Setelah azan Maghrib berkumandang, sejumlah warga berdatangan. Mereka yang datang langsung disediakan sebungkus makanan dan minuman yang terselip sebatang rokok.
"Ini acara perayaan malang areh cucu saya, sekaligus aqikahnya. Kami sengaja mengundang tetangga untuk turut mendoakan. Lagian cucu ini merupakan cucu laki pertama dari anak bungsu saya," kata Adnan.
Seperti kegiatan keagamaan dan seremonial pedesaan pada umumnya, setiap pembukaan acara dibuka dengan doa. Termasuk, saat ditutup juga dipungkasi dengan doa oleh tokoh agama setempat.
Sebelum acara berakhir, salawat Nabi mulai dikumandangkan dan para undangan mulai berdiri semua. Setelah itu, tiga remaja memasuki lokasi undangan yang berjumlah sekitar seratus orang tersebut.
Remaja paling depan tampak membawa perahu mini yang dilengkapi dengan lampu hias. Rupanya, perahu mini itu dijadikan wadah bayi yang sudah berumur 40 hari tersebut. Kemudian, bayi dibawa keliling menemui undangan untuk dimintakan doa.
Sedangkan remaja yang ada di urutan kedua, terlihat membawa beberapa bunga yang sudah dirajut dengan benang dan lidi. Bunga itu untuk diberikan ke undangan yang hadir. Itu sebagai belas kasih dan mengartikan kebaikan bagi sang anak.
Yang terakhir, pria dengan kopiah tinggi itu terlihat asyik menyemprotkan parfum pada undangan. Itu sebagai bagian dari sunnah dalam Islam dan juga berarti sang anak terhindar dari sifat buruk dan kotor.
Setelah salawat, sang bayi yang terlihat lelap tersebut di taruh di depan tokoh agama setempat hingga selesainya acara. Baru setelah selesai diambil oleh kedua orang tuanya. (*zid/fiq)
Sumber disini
1:58 AM | Label: Berita, Budaya dan Sastra, Indonesia, Madura | 0 Comments
Domain Baru .tel, Bukan Untuk Website
JAKARTA, RABU - Mulai 3 Desember 2008 ini akan hadir domain Internet baru dengan ekstensi baru .tel (dot tel). Namun domain ini tidak dimaksudkan untuk memasang halaman website melainkan didesain sebagai pusat identitas untuk komunikasi melalui Internet.
"Semua top level domain seperti .com menggunakan sistem penamaan domain jaringan yang sama. Mereka semua menyimpan alamat IP dan semuanya tentang website," ujar Kash Mahdevi, kepala Telnic yang mengoperasikan registri .tel seperti dilansir BBC. Namun, .tel berbeda karena akan diposisikan sebagai repository (wadah) untuk menyimpan semua alamat kontak pemiliknya. Misalnya alamat email, data GPS, dan tombol langsung untuk mengakses layanan instant messenger atau telepon Internet.
Mahdavi mengatakan konsepnya mirip dengan proyek Enum yang bertujuan menyembunyikan nomor telepon dan email menjadi satu sistem kontak saja yang mudah diingat. Jika Enum mengharuskan seseorang tetap terhubung dengan jaringan Internet, dengan .tel tidak perlu. Sebab, domain ini telah disiapkan sebagai jembatan antara Internet dengan perangkat genggam seperti iPhone atau Blackberry. Pemilik domain .tel dapat mengelola identitasnya dengan mudah melalui interface di ponsel dan sejenisnya.
Pemilik domain .tel akan diarahkan untuk menyimpan sebanyak mungkin jenis kontak komunikasi yang dapat dihubungi. Selain memberikan informasi detil kontak apa saja yang bisa dihubungi, tersedia pula fitur pribadi sehingga kontak tertentu hanya dapat diakses dari relasi pilihan saja.
Penawaran domain ini akan dilakukan dalam tiga tahap. Periode pertama ditujukan kepada para pemilik merek global. Pada tahap kedua yang akan dimulai 3 Februari 2009 domain .tel akan dijual dengan harga premium. Sementara penawaran umum untuk semua orang baru akan dimulai 24 Maret 2009. Berapa harga domain ini tidak diungkapkan namun Mahdavi menjanjikan akan bersaing dengan domain lainnya.
Sumber disini
1:40 AM | Label: Berita, Sains | 0 Comments
Cerita Ibu Ani Soal SBY, BBM, Hingga Pendidikan (1)
Senin, 26 Mei 2008 - 10:57 wib
Tuty Ocktaviany - Okezone
ini ada sekelumit cerita dari First Lady kita tentang Bapak, BBM, sampai Pendidikan, sebelumnya maaf, bukan maksud untuk kampanye atau tameng pembelaan atau anda berspekulasi saya orang Demokrat oh tidak, ini murni sekedar sharing berita saja agar kita semua sadar diri tidak hanya mengkritik membabi buta tanpa sadar akan kapasitas diri, sudahkah kita memberi kontribusi untuk INDONESIA, sekecil apapun itu meski hanya sekedar jadi warga yang patuh, kalau yang jadi rakyat elite ya tidak korupsi, tidak maling atau tidak tidak yang lain yang merugikan INDONESIA. Kalau juga masih gatal untuk berkomentar bahwa pemerintah itu gini gono gitu, cobalah untuk mengkritik disertai Solusi dan perilaku sopan. INDONESIA bangsa ramah, santun, dan pandai berterima kasih.
"sekedar belajar menghargai dan memberi kesempatan"
Sebagai Ibu Negara, Ibu Ani Yudhoyono memiliki peranan yang cukup penting untuk mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menjalankan tugas kenegaraan. Apa saja yang dilakukan Ibu Ani Yudhoyono?
Berikut wawancara wartawan okezone Tuty Octaviany dengan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Selama hampir 3,5 tahun Ibu mendampingi Bapak Presiden, apa kesan yang dirasakan?
Seperti yang sudah diperkirakan Bapak SBY ketika berkampanye pada waktu itu untuk menjadi presiden, saya sendiri sudah memiliki bayangan. Boleh dikatakan, menjadi Presiden RI pada masa-masa sekarang tentu ada tantangannya dan tidak mudah. Banyak sekali pekerjaan yang menanti.
Itu sudah kita perkirakan dan kenyataannya setelah pelantikan presiden pada 20 Oktober 2004, pekerjaan itu tidak ada habis-habisnya sampai sekarang. Presiden sangat komit untuk menjalankan amanah yang diberikan rakyat Indonesia. Jadi, memang banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Perasaan saya tentu saja harus menjalankan amanah itu dengan sebaik-baiknya. Mana yang kita kerjakan, ya harus kita kerjakan, tentu sambil simultan dengan yang belum bisa dikerjakan. Dalam menjalankan pemerintahan itu tentu saja banyak suka-dukanya. Kalau boleh saya katakan "bekerja keras", itu yang kita rasakan selama 3,5 tahun ini.
selengkapnya bisa anda lihat disini
3:11 AM | Label: Berita, Indonesia | 0 Comments
BBM Naik, Singkongpun Jadi BBM Alternatif
Minggu, 1 Juni 2008 - 00:10 wib
KARANGANYAR - Selama ini singkong identik hanya dapat dijadikan makanan. Tapi siapa sangka, setelah melalui proses penyulingan singkong ternyata dapat digunakan sebagai pengganti minyak tanah, gas elpiji, dan BBM premium.
Mungkin terdengar aneh, tapi mayoritas warga Desa Doplang, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah lebih memilih menggunakan BBM Alternatif ini.
Proses pengolahaan Bio Etanol ini, diawali dengan merebus singkong yang sebelumnya diparut dan selanjutnya ditaruh dalam sebuah tangki ukuran besar. Dalam proses ini, rebusan singkong dicampur enzim alfa amilase dan ragi roti. Setelah mateng, hasilnya diendapkan terlebih dahulu lima hari setelah terjadi fermentasi.
Proses berikutnya, hasil fermentasi selanjutnya disuling hingga menghasilkan tetesan air yang mengandung gas. Hasil inilah yang disebut bio etanol dan bisa digunakan sebagai minyak tanah, elpiji, dan premium.
"Hasil sulingan dapat menghasilkan empat kategori kadar bio etanol, yaitu 0-20 persen, 20-40 persen, 70-80 persen. Kadar bio etanol di atas 90 persen dapat digunakan sebagai BBM Alternatif," papar Sulaiman Budi Sunarto, penemu BBM Alternatif dari singkong, Sabtu (31/5/2008).
Budi menambahkan, dibandingkan dengan harga BBM, harga Bio Etanol lebih murah. Perliter harganya hanya Rp3 ribu. "Alat-alatnya juga sangat murah. Tak lebih dari Rp3 juta," katannya.
Tak heran, apabila kini hampir warga Desa Doplang, Karangpandan, Karanganyar, lebih memilih memasak atau mengisi bahan bakar sepeda motor, menggunakan BBM alternatif yang hargannya lebih murah dibandingkan dengan harga BBM sesungguhnya. (Bramantyo/Trijaya/kem)
sumber OkeZone.com
2:52 AM | Label: Berita, Indonesia | 1 Comments
Tarif Internet Turun 20-40 Persen Juli 2008
Surabaya, 31 Mei 2008 16:16
Menteri Informasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh mengatakan, tarif internet mulai bulan Juli 2008 turun antara 20-40 persen.
"Saat ini sedang dikembangkan program information accsess ability yang diharapkan komunikasi bisa terjangkau masyarakat luas," katanya, usai pencanangan Kampus Universitas Surabaya (Ubaya) sebagai i-campus, Sabtu (31/5).
Menurutnya, information accsess ability tersebut mencakup tiga hal, yakni ketersediaan infrastruktur, keterjangkauan dan kesiapan masyarakat.
Jika ketiga hal itu dapat terpenuhi, kata dia, maka program yang dicanangkan tersebut dapat dilaksanakan. Untuk saat ini, tahap yang dilalui baru tahap infrastruktur.
Namun demikian, kata dia, rencana tersebut diharapkan tidak merugikan penyedia jasa layanan internet, yakni dengan cara mempermudah layanan perizinan di daerah-daerah secara cepat.
"Kalau dahulu untuk mendapatkan izin, harus dicek secara teknis, tapi sekarang hanya diberi kepercayaan," katanya.
Menkominfo menambahkan bahwa dengan kapasitas "backbone" internet yang ada sekarang, penurunan tarif merupakan sesuatu yang logis.
Penurunan tarif internet itu diharapkan tidak hanya terjadi pada Juli 2008 mendatang saja, namun juga akan diikuti dengan penurunan tarif internet pada tahap-tahap berikutnya, apalagi jika proyek Palapa Ring II selesai pada tahun 2008. [TMA, Ant]
Sumber GAtRA.com
6:09 PM | Label: Berita, Indonesia | 0 Comments
Tarif Internet Turun Mulai Juli 2008
Selasa, 27 Mei 2008 | 14:56 WIB
JAKARTA, KAMIS - Di saat harga-harga hampir semua komoditi dan ongkos transportasi naik, hanya komunitas ICT (information and communciation technology) yang bisa menahan laju inflasi, yaitu turunnya harga telepon. Pemerintah juga akan mendorong agar tarif internet juga segera turun.
"Dalam waktu dekat tidak hanya telepon, internet juga turun. Mudah-mudahan mulai Juli nanti," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Muhammad Nuh saat membuka IGOS Summit 2 di Jakarta City Center (JaCC), Selasa (27/5). Sayang, ia tidak menjelaskan lebih l anjut berapa besar target penurunan dan langkah yang akan dilakukan pemerintah untuk menurunkan tarif internet.
Kebijakan penurunan ongkos sewa jaringan yang telah ditetapkan pemerintah sebelumnya ternyata tidak sangup menurunkan tarif internet secara signifikan. Penurunan tarif sewa jaringan diperkirakan hanya menurunkan tarif sekitar 8 persen saja karena ongkos sewa jaringan hanya sebagian kecil komponen tarif dasar internet ke konsumen.
Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan memangkas ongkos pembelian bandwidth internasional. Selama ini para penyedia layanan internet atau ISP (internet service provider) membeli bandwidth secara sendiri-sendiri sehingga harganya masih relatif tinggi.
Borongan
Meski demikian, Menkominfo mengatakan pemerintah berencana untuk membeli bandwidth untuk kebutuhan akses internet di seluruh departemen dan instansi. Pemerintah sedang menyiapkan Internet Infrastructure Sharing yang akan menagtur kebutuhan seluruh bandwidth yang dipakai seluruh kantor pemerintahan.
"Selama ini tiap departemen belanja bandwidth sendiri-sendiri, nanti pemerintah beli gelondongan (borongan)," ujar Nuh. Penggunaan bandwidth akan diatur secara dinamis sehingga optimal sesuai kebutuhan setiap instansi dan fleksibel dari waktu ke waktu. Kontrak pembelian bandwidth juga akan dilakukan minimal untuk jangka waktu tiga tahun sehingga tidak perlu berubah setiap tahun.
Pemerintah akan menawarkan kontrak tersebut kepada para ISP lokal dengan sistem tender. Namun, kemungkinan akan dipilih lebih dari satu ISP sebagai pemegang kontrak penyediaan bandwidth ini untuk menjamin kepastian akses.
WAH
Sumber KOMPAS.com
7:22 PM | Label: Berita, Indonesia | 1 Comments
Badawi: Kita Kalah, Tapi Tenang Dulu
Dengan rasa bahagia yang tak terhingga saya OI (orang INDONESIA) Turut berduka cita dengan kekalahan Malaysia atas singapura dalam perebutan Pulau Puteh. Selamat anda kurang beruntung. DULAT.
Sabtu, 24 Mei 2008 | 15:11 WIB
KUALA LUMPUR, SABTU - Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi minta warga Malaysia tenang dalam menyikapi putusan mahkamah internasional yang memberikan hak sebuah pulau sengketa kepada tetangganya, Singapura.
"Setiap diskusi yang diadakan atau tindakan yang diambil harus dilakukan dengan cara damai dan kesepahaman kedua pihak," kata Badawi seperti dikutip harian The Star, Sabtu (24/5).
Badawi mengatakan ia berencana bertemu dengan sultan Johor untuk menjelaskan putusan itu. "Akan ada orang-orang emosional, khususnya di Johor," kata Badawi.
Mahkamah Internasional, Jumat (23/5), mengesahkan kepemilikan Singapura atas sebuah pulau seluas 0,8 hektar yang terletak di ujung selatan Semenajung Malaysia. Pulau itu dianggap sangat strategis sehingga di situ ditempatkan sebuah mercu suar.
Pulau yang terletak di pintu masuk selat Singapura itu dikenal di hampir semua peta sebagai Pulau Pedra Branca. Namun oleh Malaysia dinamai Pulau Batu Puteh. Pulau itu terletak 65 km dari Singapura dan hanya 10 km dari Malaysia.
Kedua bekas koloni Inggris itu bersatu pada 1963, tetapi bercerai dua tahun kemudian setelah terlibat perselisihan politik yang sengit. Sampai sekarang pun hubungan Malaysia - Singapura tidak terlalu stabil.
Dalam perebutan pulau itu, Malaysia hanya mendapat pulau yang lebih kecil, tidak berpenduduk dan penuh batu. Sedangkan untuk pulau ketiga yang disengketakan, harus diselesaikan kedua negara itu sendiri.
Sengketa itu meletus setelah Malaysia menerbitkan sebuah peta pada 1979 yang memasukkan pulau bermercu suar itu ke dalam wilayahnya untuk kali pertama dalam sejarah modern. Lalu pada 2003, kedua negara sepakat menyelesaikan masalah itu lewat Mahkamah Internasional.
Putusan pengadilan itu didasarkan kenyataan bahwa Singapura telah berdaulat sejak mercu suar itu beroperasi pada 1851, tanpa secuil pun protes dari Malaysia sampai 30 tahun lalu. Mercu suar itu pun dioperasikan oleh Singapura.
Sumber Kompas.com
3:38 AM | Label: Berita | 0 Comments
Ilmuwan Tiga Benua Rindu Rambutan
Andrivo Rusydi & Peter Abbamonte (Dok. Brookhaven National Laboratory)Di Indonesia tak banyak yang tahu siapa itu Prof. Dr. Andrivo Rusydi. Padahal, di dunia internasional, ilmuwan muda asal Indonesia yang baru berusia 31 tahun ini sangat dikenal. Dia kini tengah melakukan penelitian di tiga negara, Amerika Serikat, Hamburg, dan Singapura. Andrivo di usia mudanya menjadi visiting professor bidang fisika di Universitas Hamburg, dan peneliti tetap di University of Singapore.
Karir intelektual Andrivo dimulai tahun 1998, ketika ia tamat dari Institut Teknologi Bandung Jurusan Fisika. Lelaki kelahiran Padang, Sumatra Barat, tahun 1976, ini melanjutkan program studi master di Rijkuniversiteit Groningen, Belanda, dan merampungkan program S3. Sembari mengerjakan program di universitas yang sama, Andrivo melakukan penelitian di National Synchrotron Light Source (NSLS) of Brookhaven National Laboratory (BNL), Amerika Serikat, sejak tahun 2001.
Peneliti fisika ini langsung mendapat perhatian oleh para ilmuwan dunia. Ia mendapat berbagai tawaran mengajar dan meneliti di Universitas Hamburg. Belakangan, ia memilih menjadi peneliti tetap di National University of Singapore. Sejak 2005, lelaki kelahiran 1976 ini diminta Universitas Hamburg untuk melakukan riset inovatif. Tidak banyak ilmuwan yang berpengalaman dalam energi soft X-ray scattering.
Di Universitas Hamburg, Jerman, Andrivo tengah melakukan penelitian dasar mengenai nano-structure. Universitas Hamburg memang giat mengadakan penelitian free electron laser yang pertama dan satu-satunya di dunia dengan fasilitas Hasylab yang memberikan kesempatan untuk meneliti sesuatu yang baru. Kesempatan ini tak dapat begitu saja dicapai karena membutuhkan Syncrotron.
Pemerintah Jerman mengalokasikan dana sekitar 3 juta euro untuk membangun VUV-FEL (vacuum ultra-violet--free electron laser raman stektroskopi) yang kemudian digunakan secara bersama oleh para ilmuwan di Jerman dan mancanegara. Alat ini diharapkan untuk menguak interaksi fisika dan kimia dari material yang selama ini masih tersembunyi. Interaksi itu hanya dapat dilihat dengan ukuran molekul yang besarnya dalam besaran nano atau 10 pangkat minus 9 meter.
Selain meneliti, Andrivo juga ditawari mengajar di Uni Hamburg pada mata kuliah advanced solid state physics (fisika zat padat tingkat lanjut) di Jurusan Fisika jenjang tingkat akhir master.
Walaupun lebih terkenal dan hidup berkecukupan di luar negeri, Andrivo masih menyimpan minat untuk kembali ke Indonesia. Ia mengaku kangen buah-buahan asal Indonesia. ''Apalagi kalau bisa memetik rambutan langsung dari pohonnya,'' ungkap putra pertama pasangan H. Drs. Rusydi Rusyid, MA, dan Hj. Ulvi Mariati, SKp, Mkes, ini. Ia berpendapat bahwa kekayaan hayatilah yang sebetulnya dapat membuat Indonesia dapat mendominasi pasar buah internasional. Sayang, peluang ini belum digarap secara serius.
Karena itu, ia memendam hasrat untuk kembali ke Indonesia dan mengembangkan pengetahuan di negara kelahirannya. Ia ingin agar orang muda Indonesia mendapat pendidikan yang layak. ''Pendidikan itu sangat penting, karena akan menciptakan kesejahteraan,'' kata Andrivo. Ia ingin Indonesia seperti Jerman yang maju karena pendidikannya. ''Sampai-sampai pendidikan di Jerman sangat murah!'' tuturnya.
Miranti Soetjipto-Hirschmann (Jerman)
[1970-Sekarang, Gatra Edisi Khusus Beredar Kamis, 15 Mei 2008]
Sumber Gatra.com
6:03 PM | Label: Berita, Indonesia, Sains | 0 Comments
TERIMA KASIH
JAKARTA - Senyum ceria menghiasi wajah Srikandi Indonesia setelah kalah dari Tiongkok pada final Piala Uber tadi malam. Kekalahan 0-3 dari juara bertahan Tiongkok di Istana Olahraga (Istora) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, tadi malam, bukan sebuah kegagalan.
Dalam pertandingan yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ny Ani Yudhoyono, Maria Kristin Yulianti dkk telah menunjukkan perlawanan terbaik terhadap Tiongkok yang menurunkan pemain penghuni peringkat empat besar dunia tunggal dan ganda. Mereka jatuh bangun demi meraih poin demi poin meskipun harus menelan kekalahan.
Memang kekalahan itu memupus ambisi Indonesia mengakhiri paceklik gelar Piala Uber sejak kali terakhir direbut pada 1996 di Hongkong. Spirit juara 1994 yang diusung Maria dkk juga gagal terealisasi. Namun, hasil itu tetap membuat Susi Susanti sebagai manajer Tim Uber Indonesia berbangga hati. "Kami kalah terhormat malam ini (kemarin, Red). Nanti harus ada evaluasi untuk meraih hasil yang lebih baik," ungkap Susi Susanti setelah pertandingan manajer tim Uber.
Maria Kristin Yulianti yang tampil sebagai tunggal pertama gagal membendung peringkat pertama dunia Xie Xingfang. Hanya dalam waktu selama 41 menit, Maria yang berada di urutan ke-30 dunia itu ditundukkan Xingfang 8-21, 15-21. Ganda pertama Vita Marissa/Lilyana Natsir yang diharapkan memantik poin pertama gagal menyumbangkan nilai. Meski mampu menyamakan kedudukan 1-1 di game kedua, Vita/Lilyana harus berjuang untuk mengejar ketinggalan 10-15. Setelah mampu menyamakan poin, keduanya kembali tertinggal 16-21. "Di set ketiga kami kalah angin jadi harus lebih mengeluarkan tenaga," ungkap Lilyana. Maka, dia dan Vita harus merampungkan pertandingan dengan sisa tenaga yang dimilikinya. "Kami sempat blank sebentar tadi (kemarin, Red), dengan permainan matang begitu tentu mereka langsung bisa menguasai keadaan," tukas Lilyana.
Adriyanti Firdasari yang menjadi pemain penentu gagal menjalankan tugas dengan baik. Firda-sapaan karib Adriyanti Firdasari-tak berhasil mencuri poin dengan baik dengan kekalahan 12-21, 10-21 dari Lu Lan. "Firda sudah cukup bagus. Hanya dia kurang dapat melakukan recovery terhadap lapangan," ungkap Marleve Mainaky, pelatih tunggal pria.
Sebaliknya Lu Lan lebih cepat tanggap dengan perubahan yang dilakukan Firda. Maka, ke depan Firda diwajibkan memperbaiki kelenturan dan kemampuan fisiknya.
Para pemain cukup bangga dapat disaksikan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang didampingi Ny Ani Yudhoyono yang duduk di podium kehormatan bersama Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. "Nggak ada beban kok, malah kami bangga. Sayang kami tidak bisa memberikan yang terbaik kepada negara," ungkap Lilyana.(vem/pen/aww)
Tiongkok v Indonesia 3-0
Xie Xingfang v Maria Kristin Yulianti 21-8, 21-15
yang Wei/Zhang Jiewen v Lilyana Natsir/Vita Marissa 21-15, 19-21, 21-16.
Lu Lan v Adriyanti Firdasari 21-12, 21-10
Sumber JAWAPOS.com
7:26 AM | Label: Berita, Indonesia | 0 Comments
Ke Grasberg, Gunung Emas Papua, setelah 20 Tahun Dikelola PT Freeport (2-Habis)
Sabtu, 17 Mei 2008,
Bangun Jalan Tambang ke Sheraton dengan Sirsat
Dua dekade setelah mengelola Grasberg, masalah berat yang dihadapi PT Freeport Indonesia adalah soal limbah pertambangan dan para pendulang emas liar. Khusus soal limbah, kini ada upaya untuk membuat sirsat (pasir sisa pertambangan) jadi peluang bisnis.
GRASBERG yang dikelola PT Freeport Indonesia diyakini memiliki cadangan emas terbesar di dunia dan ketiga untuk tembaga. Ketika harga emas dan tembaga serta logam lain melonjak seperti sekarang, Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc, induk PT Freeport Indonesia, mendulang kenaikan penjualan yang luar biasa.
Menurut laporan perusahaan yang berkantor pusat di Phoenix, negara bagian Arizona, AS, tersebut, selama tiga bulan pertama 2008 ini, penjualan Freeport melonjak menjadi USD 5,67 miliar atau sekitar Rp 52 triliun. Naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 2,25 miliar.
Itu baru kinerja selama tiga bulan. Kalau kinerja triwulan I tersebut tetap terjaga, total penjualan tahun ini bisa mencapai Rp 208 triliun. Andalan utama Freeport-McMoRan adalah kontrak karya "gunung emas" di Kabupaten Mimika, Papua, itu. Namun, ibarat madu yang manis, tak sedikit yang berupaya mengais rezeki di dekat area pertambangan Freeport di Tembagapura tersebut. Tak terkecuali orang-orang yang nekat menjadi penambang liar.
Dengan peralatan sederhana, mereka -pendatang maupun lokal Papua- berani mempertaruhkan nasib, bahkan nyawa, demi mencari konsentrat emas. Kebetulan, metode penambangan oleh PT Freeport Indonesia memang tidak bisa 100 persen menangkap konsentrat emas yang ada dalam bijih.
Pemisahan dengan cara pengapungan (floatation) menggunakan bahan dasar alkohol serta kapur untuk menangkap konsentrat emas diperkirakan hanya bisa menangkap 80 persen emas dalam bijih. Akibatnya, ada peluang 20 persen konsentrat emas itu ikut terbuang. Yakni, mulai dari pabrik pengolahan bijih hingga sungai pembuangan tailing (sisa penambangan), yaitu Sungai Otomona.
Dengan lokasi di ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut serta kemiringan sungai yang curam, areal yang ditempati para penambang liar tersebut sangat berbahaya. Pada 5 Mei lalu misalnya, sekitar 20 pendulang liar terkubur longsoran lereng bukit akibat guyuran hujan di Mil 72. Belasan korban ditemukan tewas.
Para pendulang liar tersebut meninggal saat mendirikan tenda di sekitar Sungai Ajkwa. Sungai itu sebelumnya memang merupakan wilayah tempat Freeport membuang 200 ribu ton sirsat per hari. Namun, belakangan, Freeport membuat tanggul dan hanya mengalirkannya ke Sungai Otomona di sebelah timur Sungai Ajkwa. Dengan pilihan itu, Sungai Ajkwa bisa tetap menjadi sumber air bagi masyarakat Papua.
Kasus dengan pendulang emas di sungai tailing tersebut bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, berbagai insiden membuat perusahaan AS itu disorot. Bahkan, para penambang liar tersebut pernah berdemo menutup jalan, sehingga sempat menghentikan operasi PT Freeport.
Penanganan terhadap pendulang emas liar itu memang cukup rumit. Di satu sisi, ada masyarakat yang mencoba mencari nafkah. Pada sisi lain, Freeport harus menjaga areal pertambangan dan meminimalkan faktor-faktor ketidakpastian yang bisa membahayakan seluruh pekerja.
Menyadari keadaan para pekerjanya yang hidup nyaman di Tembagapura bisa memicu kecemburuan, Freeport terus melanjutkan program pengembangan masyarakat.
Salah satunya adalah pelibatan masyarakat adat, terutama Suku Amungme dan Kamoro yang merupakan pemegang hak ulayat terbesar di lokasi kontrak karya. Selain itu, membuat rumah sakit (RS Mitra Masyarakat dan RS Banti) bekerja sama dengan Yayasan Caritas.
Suku Amungme dan Kamoro bisa jadi merupakan salah satu suku terkaya di dunia. Sebab, setiap tahun mereka mendapatkan dana perwalian USD 500 ribu masing-masing suku. Jadi, kedua suku tersebut mendapatkan USD 1 juta yang ditempatkan di Bank Niaga. Dana perwalian itu tidak bisa diambil hingga kontrak karya Freeport selesai. Yang boleh diambil hanya bunganya.
Dana tersebut berbeda dari dana satu persen laba kotor yang dialokasikan untuk pengembangan masyarakat. Dana satu persen itulah yang dipakai untuk memberikan 7.000 beasiswa kepada masyarakat sekitar serta berbagai program lainnya.
Pada 2007, dana satu persen itu mencapai USD 52 juta. Dana tersebut dikelolakan pada lembaga swadaya masyarakat (LSM), yakni Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK).
Selain dua suku tersebut, Freeport mengembangkan program sosial. Yakni, memberdayakan lima suku lainnya di Papua. Jadi, total ada tujuh suku termasuk Amungme dan Kamoro.
Hasil tailing atau sirsat itu memang menjadi problem utama yang dihadapi perusahaan dari Negeri Paman Sam tersebut. Meski diklaim tidak berbahaya, dengan kuantitas 200 ribu ton, limbah pertambangan itu menjadi sangat berbahaya bila tidak dikelola secara baik. Jumlah tersebut cukup untuk menenggelamkan beberapa kampung di Papua.
Geolog Freeport Indonesia Herman Dasril menyatakan, berbagai langkah telah dilakukan Freeport untuk menanggulangi masalah tersebut. Di antaranya, melakukan berbagai kajian mengenai potensi penggunaan sirsat.
Beberapa ruas jembatan dan jalan di Timika, kata dia, mulai menggunakan bahan dasar sirsat tersebut. Yang mutakhir, kantor bupati Timika sedang dibangun menggunakan bahan tailing itu. "Untuk jalan, hanya dibutuhkan semen sedikit. Kualitas jalanan cukup baik," katanya.
Berdasar pengamatan Jawa Pos, sepanjang jalan mulai Hotel Sheraton Timika hingga Tembagapura, sisa pasir tambang tersebut memang digunakan sebagai bahan baku jalan.
Pertambangan emas dan tailing memang sulit dipisahkan. Berbeda dari Freeport, pertambangan emas Newmont tidak mengalami problem karena pembuangan tailing tersebut dilakukan di wilayah laut dalam.
Problem sirsat itu sebenarnya bisa menjadi peluang investasi bila dikelola dan dimanfaatkan secara benar. Di AS, hasil tailing bahkan digunakan sebagai bahan baku untuk konstruksi dan menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. (iwan ungsi/el)
Sumber JAWAPOS.com
10:59 PM | Label: Berita, Indonesia | 0 Comments
Pianis RI Menangi Kompetisi Jazz di AS
San Fransisco, 17 Mei 2008 12:32
Pianis muda Nial Djuliarso meraih juara pertama kompetisi jazz internasional di San Fransisco, Amerika Serikat (AS).
Nial bersama Bruce Harris (terompet), Yasushi Nakamura (bass) dan Carmen Intorre (drum) yang tergabung dalam Nial Djuliarso Quartet mengalahkan band asal New York, Meaningtone, Kamis (15/5) malam.
Nial dan kelompoknya berhasil mencuri perhatian melalui tiga lagu yang mereka usung, yaitu Our Delight ciptaan Tadd Dameron, Locomotion oleh John Coltrane, dan satu komposisi asli yang diciptakan Nial.
Final kompetisi itu digelar di Yoshi`s, suatu klub jazz terkemuka di San Fransisco.
Kombinasi pemilihan lagu, tempo, keahlian setiap pemain, komunikasi serta nuansa yang dibangun di setiap lagu oleh Nial Djuliarso Quartet membuat ratusan penonton berteriak kegirangan setiap nomor selesai dimainkan.
Konsul Jenderal RI di San Fransisco, Yudhistiranto Sungadi, tampak di antara penonton.
Usai kuartet Nial menyelesaikan nomor terakhir, para penonton memberikan `standing ovation` (memberikan aplaus sambil berdiri) diiringi tepukan panjang dan teriakan-teriakan bernada kagum.
Sambutan sejenis tidak diberikan penonton kepada Meaningtone, kelompok yang tampil sebelum Nial dan kawan-kawan.
Penilaian penonton terhadap kuartet Nial ternyata sama dengan penilaian dewan juri. Nial Djuliarso Quartet memenangi `Generations International Competition for Emerging Combos`, kompetisi yang digelar oleh International Center for the Arts (ICA) - San Francisco University.
Para juri adalah musisi-musisi senior yang membentuk kelompok jazz `Generations`, yang terdiri dari Eric Alexander (tenor-saksofon), Marcus Belgrave (terompet), Ronnie Mathews (piano), Jimmy Cobb (drums), Ray Drummond (bass) dan Andrew Speight (alto-saksofon).
Masing-masing anggota kelompok itu mendapat 7.500 dolar AS serta beasiswa di San Fransisco University untuk mendapatkan pelatihan dari para musisi-musisi mentor yang tergabung dalam `Generations.
Sebagai penutup acara, malam penentuan pemenang "The First Annual Generations Jazz Competition" kemudian diikuti dengan `jam session` antara para musisi peserta final dengan para mentor mereka.
Sebelum berlaga dalam final, para personil kedua kelompok itu dikarantina selama beberapa hari di San Fransisco untuk mendapatkan mentoring oleh para anggota The Generations.
Nial Djuliarso Quartet dan Meaningtone adalah dua kelompok yang dipilih dewan juri untuk tampil pada kompetisi yang bertajuk The Battles of Combos tersebut.
Secara total, ICA sendiri menyebarkan undangan kompetisi internasional `The Generations" kepada lebih dari 250 program jam di universitas-universitas seluruh dunia.
Para kelompok jazz yang mendaftar ditetapkan terdiri dari empat hingga tujuh musisi tingkat sarjana dan usia mereka masing-masing personil tidak lebih dari 30 tahun.
Nial merupakan salah seorang pianis yang telah tampil di berbagai festival jazz internasional, termasuk the North Sea Jazz Festival, Montreux Jazz Festival, Sarasota Jazz festival, Java Jazz, dan Jak Jazz Festival, serta tampil di tempat-tempat prestisius antara lain Carnegie Hall-New York, Kennedy Center di Washington DC telah memenangi sejumlah kompetisi jazz di berbagai ajang internasional.
Nial tercatat juga pernah tampil sebagai juara pertama kompetisi piano Horace Silver di AS tahun 2003 --yang memberinya hadiah 10.000 dolar AS; juara pertama kategori instrumental dan juara ketiga untuk `overall` pada lomba cipta lagu US Songwriting Competition tahun 2005 di AS; serta sebagai juara ketiga kompetisi solo piano Montreux Jazz Festival di Swiss dan kompetisi piano solo di Moskow, Rusia. [EL, Ant]
Sumber Gatra.com
10:50 PM | Label: Berita, Indonesia | 0 Comments
Minyak Tanah Kosong, Kotoran Sapi Pun Berguna
Oleh M syaifullah dan C Sapto Antowalyono
Hanya sekali sulut, api berwarna biru pun langsung menyala. ”Lihat apinya. Birunya sama seperti api dari kompor gas elpiji,” kata Iskak, lelaki berumur sekitar 50 tahun, warga Gang Arjuno, Jalan Pondok Empat, Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Sejak dua tahun lalu, keluarga Iskak dan belasan tetangganya menikmati manfaat kotoran hewan yang sebelumnya terbuang percuma di desanya itu. Repot pada awal penyiapannya, tetapi kemudian menyenangkan pada hari-hari berikutnya.
Selesai menyalakan kompor, Samnah, istrinya, datang membawa ikan segar yang baru dibeli. ”Tidak hanya bahan bakar minyak (BBM) yang naik, harga ikan pun ikut naik. Kami bersyukur karena kompor ini kami bisa hemat tidak beli BBM,” katanya.
Kompor yang dimiliki keluarga Iskak bukan kompor minyak tanah atau gas. Bentuk kompor hampir sama, yang membedakan bahan bakarnya menggunakan gas yang dihasilkan kotoran sapi atau kompor biogas.
Berkat kompor itu, dua tahun terakhir mereka tak seperti warga lain yang direpotkan kenaikan harga BBM dan elpiji. Harga minyak tanah di Banjarmasin dan Banjarbaru saat ini mencapai Rp 5.000 per liter. Harga eceran elpiji tabung 12 kilogram sudah lebih dari Rp 100.000.
Bagi keluarga Iskak yang tinggal di rumah batako sederhana, di tengah kondisi harga-harga terus naik, penggunaan biogas yang hemat sangat berarti. ”Uang BBM yang tidak terpakai saya gunakan untuk membeli tambahan pakan sapi. Agar gemuk, sapi diberi tambahan pakan ampas tahu dan tapioka,” ujarnya.
Dari usaha ternak, Iskak pun memiliki mobil pikap dan sepeda motor. Mobil untuk alat angkut sapi yang akan dijual dan pengangkut pakan ternak.
Kompor biogas milik Iskak adalah bagian dari proyek Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2006. Ketika itu, ESDM membangun 50 instalasi biogas lengkap dengan kompor biogasnya. Sepuluh unit diberikan kepada peternak sapi di Banjarbaru dan 40 lainnya disebar bagi peternak di Kabupaten Tabalong, Balangan, dan Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Peternak sapi memang menjadi sasaran proyek ini karena selama ini kotoran sapi belum banyak dimanfaatkan kecuali untuk pupuk kandang. Iskak dipilih karena punya sapi lebih dari lima ekor sehingga ternaknya memenuhi syarat jumlah pasokan kotoran untuk pembuatan biogas.
Sekarang ini Iskak bahkan sudah punya 35 sapi potong. Tahun 2006, peternak Banjarbaru memiliki 4.729 sapi.
Biogas dihasilkan dari kotoran sapi atau biomassa lewat proses dan instalasi yang disebut reaktor biogas. Dibangun di samping rumah Iskak, reaktor itu terbuat dari dua tabung besar dari plastik yang dikencangkan seperti balon. Pada tabung balon pertama sepanjang 4 meter diberi pipa besar untuk memasukkan kotoran sapi pada bagian depannya. Pada bagian belakang juga diberi pipa saluran untuk keluar kotoran sapi yang telah terpakai.
Dari bagian atas tabung pertama itu juga diberi selang yang menghubungkan ke tabung balon kedua berukuran panjang 2 meter. Tabung kedua menampung gas dari kotoran tersebut. Untuk menyalurkan gas ke kompor diberi selang yang dilengkapi alat mengontrol tekanan gas. Alat itu berfungsi apabila kelebihan, gas akan keluar sendiri. ”Biogas yang dihasilkan bisa dipakai 2-3 hari tanpa bau kotoran sapi lagi,” paparnya.
Pemanfaatan biogas ternyata juga dikembangkan peternak sapi di Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sabangau, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Permukiman transmigrasi ini dipilih karena rata-rata keluarga memiliki 5-10 sapi.
Menurut Ketua Kelompok Tani Karya Jaya II Hadi Karsono, kelompok tani yang dipimpinnya pada tahun 2007 menerima bantuan 12 unit instalasi biogas dari Departemen ESDM.
Apa yang dilakukan Departemen ESDM dikerjakan pula Departemen Kelautan dan Perikanan dengan pengembangan energi alternatif, listrik tenaga surya (LTS) sejak tahun 2003, di 15 provinsi di seluruh Indonesia, dengan 3.831 kepala keluarga penerima proyek LTS ini. Tahun 2007, sebanyak 800 reaktor biogas juga dikembangkan di Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep, Jatim, pulau penghasil ternak sapi unggul (Kompas, 14/5).
Sebelum ada bantuan instalasi biogas, petani Kalteng itu rata- rata membeli 35 liter minyak tanah per bulan untuk memasak. Setelah menggunakan biogas, tiap keluarga hanya membeli 15-20 liter minyak tanah per bulan. Uang yang ada digunakan Hadi untuk membeli bibit sayur yang ditanam di ladangnya seluas 1 hektar. Dari hasil berkebun sayur, seperti sawi putih, lombok, dan jagung, serta beternak sapi itulah rumah Hadi yang dulunya kayu kini sudah menjadi semipermanen. Bahkan, dia juga memiliki sepeda motor, pengangkut sayur dan hasil kebunnya. ”Minyak tanah hanya saya pakai saat darurat, misalnya jika pengisian kotoran sapi ke kantong terlambat,” katanya.
Kepala Dinas Kehewanan Provinsi Kalteng Tute Lelo menuturkan, Pemprov Kalteng sejak tiga tahun terakhir juga membangun reaktor biogas di seluruh Kalteng untuk mendorong peternak membuat sendiri biogas.
Reaktor milik Hadi dapat berfungsi empat jam sehari untuk memasak. ”Sudah setahun, 12 unit instalasi biogas milik petani beroperasi dengan baik. Yang penting, kami punya perasaan mandiri sekarang karena mengelola biogas ini,” kata Hadi.
M Syaifullah,Cyprianus Anto Saptowalyono
Sumber KOMPAS.com
10:39 AM | Label: Berita, Indonesia | 0 Comments
Manusia Terbang Tak Lagi Mimpi
Kamis, 15 Mei 2008,
Bila Anda sudah bosan menghadapi kemacetan di jalanan, mesin-mesin ini patut dipertimbangkan. Mesin pertama adalah ciptaan Yves Rossy, 47. Mantan pilot pesawat tempur asal Swiss itu selama lima tahun terakhir bekerja keras tak kenal lelah untuk menciptakan alat yang mendekatkan manusia kepada mimpi terbesarnya mendekati langit dan terbang bebas seperti burung.
Sedangkan mesin kedua adalah helikopter GEN H-4 produksi Genn Corporation asal Jepang. "Mainan" mahal yang diklaim sebagai helikopter terkecil di dunia ini bermesin dua silinder berkapasitas 125 cc. Dengan kapasitas satu penumpang, GEN H-4 bisa terbang hingga ketinggian 1.000 meter dengan kecepatan maksimum 90 kilometer per jam.
Kebetulan, kedua mesin itu diuji coba secara terpisah pekan lalu. Rossy dengan hanya menggunakan pelindung kepala (helm), sepasang sayap fiber elastis, dan empat mesin jet portabel yang disebut Jet-man di punggung sukses terbang melintasi pegunungan Alpen dengan kecepatan 70 kilometer per jam.
Namun, sukses menerbangkan mesin terbang ciptaannya tak membuat Rossy bebas dari masalah. Pria yang oleh rekan-rekannya disebut The Birdman (si manusia burung) itu harus berurusan dengan pemerintah Swiss atas prestasinya itu. Otoritas penerbangan Swiss menyamakan Rossy dengan pesawat yang tidak terdaftar dan mewajibkan dia harus memiliki izin sebelum terbang. Dasar keras kepala, Rossy mengabaikan perintah itu.
"Tidak. Untuk terbang, kamu tak butuh izin. Yang kamu butuhkan adalah sayap," ujar Rossy.
Beruntung, Gennai Yanagisawa, 75, pemimpin proyek helikopter GEN H-4 di Genn Corporation tak menghadapi pemerintah serewel pemerintah Swiss. Profesor Universitas Tokyo itu mengaku puas dengan uji cobanya menerbangkan GEN H-4 mengarungi udara kota Matsumoto pekan lalu.
"Mesin GEN H-4 ini memang belum merupakan produk akhir dan masih terbuka kemungkinan untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi," ujarnya
Ambisi terbesar Yanagisawa ialah mewujudkan imajinasi ilmuwan genius asal Italia, Leonardo da Vinci. Pada 1485, da Vinci mendesain ornithopter, pesawat terbang dengan sayap berkepak yang oleh tenaga manusia. Imajinasi tanpa implementasi itu akan dituntaskan Yanagisawa pada Minggu (25/5).
Pada hari bersejarah tersebut, Yanagisawa akan menerbangkan heli seberat 75 kilogram di Kota Vinci, tempat kelahiran Leonardo da Vinci. "Sejak saya menemukan konsep heli ini tahun lalu, saya tak pernah berhenti berharap bisa menerbangkan di tempat kelahiran da Vinci. Saya pikir dia akan bahagia," katanya.
Bagi yang berminat, kedua mesin terbang itu siap-siap diluncurkan untuk pasar komersial tahun ini. Rossy dan Yanagisawa memberikan ancar-ancar harga jual mesin "Gatotkaca" ciptaan mereka diperkirakan setara dengan harga mobil kelas menengah. (AFP/AP/kim)
Sumber JAWAPOS.com
6:51 PM | Label: Berita, Sains | 0 Comments
Taufiq Ismail Bangun Rumah Puisi
JAKARTA, RABU - Hajatan majalah sastra Horison memperingati 55 tahun Taufiq Ismail dalam sastra Indonesia, yang Rabu (14/5) kemarin ditandai dengan peluncuran empat buku Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit, di Aula Mahkamah Konstitusi, Jakarta, mendapat sambutan luas berbagai kalangan. Apalagi, hasil penjualan seluruh buku akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Puisi, yang digagas Taufiq Ismail.
"Taufik Ismail tak ingin memperingati usianya, tapi perbuatannya. Sebab hidup itu perbuatan. Dalam 100 tahun kebangkitan nasional, Taufiq Ismail sudah berkiprah dalam sastra Indonesia 55 tahun. Dia salah satu dari sedikit sekali sastrawan Indonesia yang menaruh perhatian serius pada masalah sosial dan politik tanah airnya," kata Penitia Pelaksana Taufiq Ismail 55 Tahun dalam Sastra Indonesia, Fadli Zon.
Taufiq Ismail adalah sastrawan terkemuka. Karya-karyanya berupa puisi, esai, cerita pendek, drama, dan laporan jurnalistik dengan tema yang sangat beragam, yang ditulis sejak 1953 sampai 2008, dibukukan secara lengkap 4 jilid dengan total halaman 2.996 halaman.
Buku Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit 1: Himpunan Puisi 1953-2008. Berisi puisi lengkap Taufiq Ismail yang ditulis sejak 1953-2008 (tebal buku xxxi + 1076 halaman). Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit 2: Himpunan Tulisan 1960-2008, berisi tulisan Taufiq berupa kolom, artikel, dan lain-lain di berbagai media (xxxiv + 881 halaman). Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit 3: Himpunan Tulisan 1960-2008, berisikan laporan perjalanan, obituari, pengantar buku, cerita pendek, drama (xxxii + 880 halaman). Dan Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit 4: Himpunan Lirik Lagu 1972-2008, berisi lirik lagu Taufiq Ismail yang dinyanyikan oleh Grup Musik Bimbo, Ahmad Albar, Nicky Astria, Chrisye, Gita Gutawa, Arman Maulana, Duta, dan lain-lain (xx + 150 halaman).
Peluncuran buku ditandai dengan penyerahan buku oleh Jamal D Rahman dari Penerbit Majalah Sastra Horison kepada Taufiq Ismail. Kemudian sastrawan kelahiran Bukittinggi ini menyerahkan satu set buku ke berbagai kalangan, termasuk kepada generasi muda. Tak ada sambutan khusus dari Taufiq, kecuali pembacaan puisi karya-karyanya, yang dibacakan dengan atraktif, menarik, dan memukau oleh Imam Soleh.
Rencananya satu puisi, "Tukang Rambutan" , tapi tetamu minta tambah lagi. Akhirnya, dibacakan lagi puisi "Serba Sebelah" . Grup Musik Bimbo, juga menyanyikan khusus lima lagu yang liriknya ditulis Taufiq Ismail, yaitu " Dengan Puisi" , " Adakah Suara Cemara" , " Bermata tapi Tak Melihat" , " Lailatul Qadar" , dan diakhiri "Sajadah Panjang ". " Dari Bimbo, ada kado lain. Kotak Ajaib, yang menyimpan 100 lagu Bimbo, yang bisa didengar sewaktu-waktu Pak Taufiq rindu," kata Sam. Kado diserahkan anaknya, Nun.
Yang juga menarik sebelumnya, orasi budaya oleh Anies Baswedan, tentang Generasi Taufiq Ismail dan Transformasi Struktural Masyarakat. "Taufiq Ismail memang menembus batas bangsa-bangsa. Tapi nampaknya rumah Taufiq Ismail itu memang Indonesia.
Kepeduliannya kepada bangsa Indonesia melebihi deretan puisi-puisi yang pernah ditulisnya tentang bangsa lain. Bahkan, membaca lebih jauh tentang Taufiq Ismail dan puisi-puisinya, saya yakin bahwa dia selalu menhajak ke masa depan. Dia tengok masa lalu sesekali, kemudian dia paksa kita melongok masa depan," ujarnya.
Menurut Anies, yang baru-baru ini terpilih sebagai salah satu dari 100 tokoh intelektual dunia, potret perjalanan Taufiq Ismail adalah potret sebuah transformasi sosial di Indonesia. Ia sendiri merekam bacaannya atas Indonesia. Ia menjadi saksi permanen naik-turunnya denyut jantung bangsa.
Lewat kata-katanya yang cerdas, ia membukakan pikiran dan hati. Tentang Rumah Puisi, Taufiq Ismail mengatakan, gagasan itu tumbuh dari pengalaman kolektifnya bersama redaktur Horison dan sahabat-sahabat sastrawan dalam 10 program gerakan membawa sastra ke sekolah-sekolah, sejak 1998-2008.
"Rumah Puisi telah mulai pembangunannya, 20 Februari 2008, dengan modal pertama dari perolehan hadiah sastra Habibie Award 2007, sekitar Rp200 juta setelah dipotong pajak. Lokasinya di kaki Gunung Merapi dan Gunung Singgalang, di Nagari Aia Angek, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat. Lokasinya antara Kota Padangpanjang dan Kota Bukittinggi, yang dikelilingi keindahan alam yang menawan, " jelas Taufiq.
Dalam kesempatan itu, aktor dan sastrawan Ikranegara, menyerahkan secara simbolis koleksi buku-buku pribadinya selama 30 tahun untuk Rumah Puisi. " Pak Taufiq adalah salah satu orangtua saya ketika merantau ke Jakarta, selain Arifin C Noor. Untuk Rumah Puisi, yang dibangun untuk kemajuan anak bangsa, semua koleksi saya selama 30 tahun, akan saya serahkan. Penyerahan ensiklopedia ini hanya simbolis, " kata Ikranegara.
Sedangkan budayawan Emha Ainun Najib, membacakan doa-doa khusus untuk Taufiq Ismail, agar diberi berkah kesehatan, kesempatan untuk terus memberikan yang terbaik buat bangsa, untuk kemajuan anak bangsa.
Yurnaldi
Sumber KOMPAS.com
6:18 AM | Label: Berita, Budaya dan Sastra, Indonesia | 0 Comments
Semangat Nasional di Tengah Arus Zaman Digital
Tradisi peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei telah bergulir sejak 1948. Pada kali pertama, ritual ini disebut Hari Kebangunan Nasional. Banyak yang menyebut penggagasnya adalah Bung Karno, meski ada pula yang mengatakan peringatan itu atas inisiatif Ki Hajar Dewantara. Yang pasti, acara peringatan 40 tahun "Kebangunan Nasional” itu digelar untuk kali pertama pada tanggal 20 Mei 1948 di Gedung Agung, Yogyakarya, istana kepresidenan Republik Indonesia ketika itu. Ki Hajar Dewantara didapuk sebagai ketua panitia penyelenggara acara akbar tersebut.
Acara peringatan hari bersejarah yang dikemudian hari disebut Hari Kebangkitan Nasional itu terus berlanjut, menjadi agenda ritual kenegaraan tahunan hingga kini. Sebagian kita tak ambil pusing mengapa milestone kebangkitan itu jatuh pada 20 Mei 1908 dengan mengacu hari lahir Boedi Oetomo. Sebagian yang lain menyoal, apakah pilihan hari itu sudah tepat?
Boleh jadi, Bung Karno dan Ki Hajar Dewantara merasa tidak perlu berbekal kajian akademis untuk menetapkan tanggal peringatan "Kebangunan Nasional" itu. Apalagi, Ki Hajar Dewantara, nama yang disandang Raden Mas Suwardi Suryaningrat sejak 1923, sempat terlibat dengan Boedi Oetomo (BO). Sebagai anak muda 19 tahun, Suwardi sempat menaruh harapan pada BO. Tapi, ia kemudian menarik diri karena menganggap BO tak cukup progresif. Ia memilih merapat ke Dokter Cipto Mangunkusumo, yang juga telah meniggalkan Boedi Oetomo, dan Douwes Dekker. Mereka membentuk Indische Partij, 6 September 1912.
Bagi RM Suwardi Suryaningrat, misi Indische Partij jauh lebih menarik. Seperti ditulis Akira Nagazumi dalam buku Bangkitnya Nasionalisme Indonesia (1989), Indische Partij bermaksud mengugah patriorisme rakyat Hindia Belanda, mempersatukan mereka atas dasar persamaan politik, membangun kemakmuran dalam suatu negara nasional yang merdeka. Bagi orang muda seperti Cipto dan Suwardi, BO terlalu lembek, priyayi-sentris, dan terlalu koperatif terhadap pemerintah kolonial. Misinya, seperti yang dihasilkan Kongres BO di Yogyakarta pada 1909, mereka anggap kabur, tak cukup jelas, karena hanya menyebut “untuk menggalang kerja sama dalam pegembangan negeri dan penduduk Jawa dan Madura secara harmonis”.
Meski berpotensi mengundang kontroversi, toh Bung Karno dan Ki Hajar Dewantara jalan terus. “Itu keputusan politik,” kata M. Taufiq Kiemas, menantu Bung Karno. Menurut suami mantan Presiden Megawati itu, Bung Karno perlu menciptakan momentum untuk meningkatkan kohesi di antara semua elemen anak bangsa. Maklum, saat itu Pemerintah RI menghadapi tekanan luar dan dalam.
Dari luar, Belanda melakukan tekanan politik dan militer. Pasca-clash II pada Juli 1947, kota-kota besar di Jawa dan Sumatera telah jatuh dalam kontrol militer Belanda. Ibu kota RI Yogyakarta terkepung, karena Surabaya, Semarang, Purwokerto, dan pesisir Utara Jawa Tengah telah pula dikuasai musuh. Pada saat yang sama, secara internal Pemerintah RI juga sedang menghadapi masalah. Timbul ketidakpuasan yang meluas atas hasil diplomasi oleh wakil-wakil pemerintah. Kekuatan politik terbelah, dan menyeret sebagaian kalangan militer. Belum lagi, kekuatan komunis yang diperkirakan akan menggunting dalam lipatan. “Bung Karno mengambil inisiatif untuk mengonsolidasikan kekuatan yang ada,” Taufiq Kiemas menambahkan.
Prakarsa pemerintah tak berhenti sampai 20 Mei 1948. Pekan Olah Raga Nasional (PON) I kemudian dibuka di Solo, 9 September 1948. Pesta olahraga selama tiga hari itu hanya mempertandingkan pencak silat, nomor-nomor atletik, dan lempar cakram --cabang yang ketika itu dianggap di luar atletik. Dengan segala keterbatasan, daerah-daerah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, mengirim atletnya. Tujuannya, masih terkait dengan usaha meningkatkan kohesi di kalangan anak bangsa, selain meperkuat legitimasi pemerintahan yang masih bau kencur itu.
Toh, Roesdy Hoesein, dokter lulusan Universitas Indonesia 1972 yang belakangan mendalami sejarah, tak keberatan dengan adanya unsur taktis dalam penetapan Hari Kebangkitan Nasional. Menurut Roesdy, orang bisa saja berdebat mengapa kelahiran BO yang dijadikan tonggak sejarah kebangkitan. Lepas dari karakter BO yang kooperatif, menurut Roesdy, organisasi yang diprakarsai mahasiswa sekolah kedokteran STOVIA itu telah menjadi gerakan modern untuk mengangkat martabat semua anak bangsa. “Ia hadir sebagai hasil dari kesadaran kolektif,” katanya.
Memang, dalam perjalanannya, gebrakan Boedi Oetomo kurang gereget. Terkesan alon-alon waton klakon, terlalu hati-hati. Tak mengherankan bila para kader mudanya kemudian berpaling dan mulai hijrah ke kelompok baru yang dinilai lebih progresif. Di tingkat akar rumput jelas getaran Indische Partij, Muhammadiyah, dan Syarikat Islam lebih terasa. Sekolah-sekolah Muhammadiyah berdiri di pelbagai kota. Syarikat Islam, menurut Akira Nagazumi, berhasil menghimpun hampir setengah juta anggota di tahun 1917. Pada saat yang sama, anggota BO masih dalam kisaran ribuan orang saja.
Meski begitu, kata Roesdy Hoesein, tak berarti BO boleh dilupakan. Organisasi progresif tadi lahir kemudian adalah bentuk penyempurnaan. “Pendahulunya tetap Boedi Oetomo,” katanya. Kini, yang utama bukanlah menggugat BO dari aspek kesejarahannya, melainkan memaknai peringatan hari kebangkitan nasional itu sendiri. Sebab, kesadaran kolektif tentang spirit kebangsaan tetap diperlukan di tengah suasana globalisasi yang menghilangkan sekat-sekat kebangsaan. Acara peringatan hari kebangkitan nasional, masih kata Roesdy, hanyalah ritual untuk memelihara semangat kolektif kebangsaan tadi. Tentang bagaimana posisi historis 20 Mei itu sendiri, sudah begitu banyak buku yang mengulasnya, dan silakan masing-masing menarik kesimpulan.
Dengan maksud ikut menjaga kesadaran kolektif ini pula, Gatra menyiapkan edisi khusus bertema Peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional. Edisi khusus ini terbagi dalam lima babak. Yang pertama menyangkut tentang bagaimana kesadaran kolektif membangun semangat kebangsaan itu lahir, tumbuh, dan berkembang untuk mengangkat martabat para anak bangsa itu sendiri. Kerja kolektif itu kemudian bermuara dalam sebuah format Keindonesiaan, dan puncaknya adalah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Babakan kedua, antara 1928-1945, diwarnai dengan sepak terjang pata tokoh bangsa yang memperjuangkan agar semangat pemuda 1928 itu bisa terwujud dalam wadah Indonesia merdeka yang berdaulat. Memang, akhinya kemerdekaan bangsa berhasil diraih. Namun, seperti digambarkan pada babak ketiga, kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan. Bangsa ini memerlukan konsolidasi lanjutan agar kemerdekaan itu memberikan peningkatan martabat bagi sekalian rakyat. Ini bukan soal mudah. Sejumlah kemajuan bisa dicatat, namun sejumlah persoalan masih membelit, utamanya menyangkut stabilitas politik negara. Era ini terjadi antara 1945 hingga 1970.
Memasuki era 1970-an, Indonesia menjadi daerah yang semakin hari semakin terbuka. Perlahan tapi pasti, bangsa ini harus berhadapan dengan bangsa lain dalam persaingan yang lebih terbuka di semua bidang. Kini bahkan kita telah memasuki era globalisasi. Tata nilai pergaulan dunia bergeser. Langkah-langkah adaptasi kadang membuat kita gamang seperti kehilangan pijakan. Spirit kebangkitan nasional, ketika zaman sudah bergerak memasuki babak baru yang oleh Bill Gates disebut era digital kedua, tampaknya masih relevan. Era digital bukan berarti era perjuangan yang serba individual. Kepada siapa orang-orang yang lemah dalam persaingan harus meminta perlindungan, kalau bukan kepada kaumnya sendiri.
Putut Trihusodo
[Pengantar, Gatra Edisi Khusus Beredar Kamis, 15 Mei 2008]
6:14 AM | Label: Berita, Indonesia | 0 Comments
Belajar Jujur dari Warung Kejujuran KPK
MAU jajan murah dengan sistem ambil barang, bayar dan ambil uang kembalian sendiri? Datang saja ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sejak hari Senin (12/5) ini, KPK membuka Warung Kejujuran di kantornya, Jakarta. Warung ini diresmikan oleh Wakil Ketua KPK bidang Pencegahan M Yassin. "Silakan ambil barangnya, di situ sudah ada harganya.Uang di taruh di tempat situ (tempat uang) dan kalau ada kembalian, silakan ambil kembalian sendiri-sendiri, " ujar Yassin.
Warung Kejujuran milik KPK, berbentuk dua rak dan satu kulkas yang ditempatkan di lantai satu KPK. Persisnya di lorong antara ruang Humas dan Pengaduan Masyarakat. Di dua rak tersebut, ditaruh barang-barang dagangan seperti kacang, biskuit permen, dan minuman ringan.
Di antara rak dan tembok, bertempelkan harga dan jenis barang yang dijual. Di tengah meja, terdapat kotak uang. Terpampang juga tulisan "Warung kejujuran adalah warung tanpa penjaga,silakan ambil barang yang anda kehendaki. Taruh uang di kotak uang, ambil sendiri uang kembalian anda jika ada"
Menurut Yassin, warung kejujuran milik KPK ini untuk melatih kejujuran kepada masyarakat. Untuk warung kejujuran KPK, diperuntukkan untuk karyawan, wartawan atau tamu KPK.
Di Indonesia, menurut Yassin, sudah berdiri 20 warung kejujuran. Antara lain di Bali,Jambi dan Riau. Di daerah, warung kejujuran ini sengaja di tempatkan di sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). "Kita sengaja melatih kejujuran generasi penerus kita dulu. Mulai dari SD,SMP dan nantinya SMA," tegas Yassin.
Sukses atau tidaknya warung ini, dibuktikan jika warungnya tetap hidup dan terus berkembang. "Kalau warungnya berkembang,berarti jujur.Kalau bangkrut,berarti tidak jujur pembelinya," tegas Yassin.
Dari 20 warung kejujuran yang telah didirkan, menurut Yassin hasilnya cukup menggembirakan. "Cukup berkembang.Mudah- mudahan terus bertambah jumlahnya," ujar Yassin. (Persda Network/Yuli Sulistyawan) .
Sumber KOMPAS.com
6:27 PM | Label: Berita, Indonesia | 0 Comments