KLIPING

Just studied appreciated and immortalised

Temukan Sejumlah Kekeliruan

Terjemahan Alquran Berbahasa Madura Dilokaryakan
PAMEKASAN-Terjemahan Alquran berbahasa Madura yang dilakukan Jemaah Pengajian Surabaya (JPS) pada 2006 lalu, dinilai perlu kajian dan telaah lebih mendalam. Terjemahan itu perlu ada revisi agar tidak melenceng dari makna sebenarnya.

Untuk itu, hari ini STAIN Pamekasan akan menggelar pralokakarya untuk menelaah sekaligus mentashih terjemahan Alquran berbahasa madura tersebut.

Ketua panitia, Moh. Sahid MAg, mengatakan, upaya JPS menyusun terjemahan Alquran berbahasa Madura merupakan karya monumental yang bernilai sangat tinggi. Namun, terjemahan tersebut belum ditashih oleh tim Departemen Agama (depag) RI. Sehingga, terjemahan tersebut sampai sekarang belum diedarkan secara luas.

Menurut Sahid, setelah ditelaah lebih dalam dan berdasarkan hasil konsultasi STAIN dengan sejumlah kiai Madura, terjemahan tersebut diduga memiliki sejumlah kesalahan yang sangat mengganggu. "Ada sejumlah kosa kata yang jika tidak direvisi akan membuat maknanya jauh melenceng dari aslinya. Lokakarya ini ditujukan sebagai ikhtiar bersama untuk meluruskan sekaligus bentuk kepedulian kita atas karya monumental itu," katanya.

Sahid mengaku, sementara ini pihaknya telah berkonsultasi dengan Forum Musyawarah Ulama (FMU) Madura. Hasilnya, FMU melalui Tim 30 menemukan sejumlah kekurangan dan kesalahan dalam terjemahan Alquran berbahasa Madura itu.

"Kekurangan dan kesalahan ini tentunya tidak bisa dibiarkan. Tapi, sekali lagi, terjemahan Alquran yang disusun JPS belum diedarkan secara luas pada pada publik. Sebab, belum ada tim dari Depag yang men-tashih-nya," terangnya.

Lokakarya nanti STAIN menghadirkan para ulama Madura, ahli Bahasa Arab, dan ahli Bahasa Madura. "Sebelumnya, kita juga telah koordinasi dengan JPS. Insya Allah JPS akan hadir. Kita tetap akan libatkan JPS sebagai bagian dari apresiasi kita atas upayanya membuat karya monumental itu. Lokakarya ini kan untuk memperbaiki secara bersama-sama," katanya.

Sahid mengungkapkan, Depag ternyata belum memiliki tim ahli yang punya kemampuan men-tashih terjemahan Alquran berbahasa Madura. Sehingga, lokakarya yang dikemas STAIN juga diarahkan revisi demi kebenaran, ketepatan, kecermatan, dan kesesuaian penulisan yang digunakan dalam terjemahan.

"Upaya penyempurnaan tentunya tidak bisa hanya satu kali. Ini sebuah pekerjaan rumah bersama," tandasnya. (yat/mat)

Sumber: JAWAPOS, Radar Madura.

0 komentar: